Kuliner Warisan Surabaya
Ketika pergi ke Surabaya pasti sudah terbayangkan
akan hangatnya sinar matahari. Gedung – gedung berjejer menjulang tinggi. Berbagai
Perguruan Tinggi berdiri megah di berbagai penjuru kota Surabaya. Mall – mall berdiri
tegak menghiasi di sepanjang jalan utama. Banyaknya lapangan pekerjaan, serta
tempat menuntut ilmu menjadikan Surabaya tidak pernah lepas dari keramaian. Di
tambah lagi dengan banyaknya tempat wisata yang ada di Surabaya yang menjadikan
salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berlibur. Dari tempat
bersejarah ala militer seperti Monumen Kapal Selam. Kebun Binatang yang
menyimpan berbagai flora dan fauna. Wisata religi makam sunan ampel dan Masjid
Al – Akbar. Serta pesona indahnya pantai Kenjeran Baru yang di hiasi dengan air
mancur yang bergoyang.
Selain itu Surabaya juga memiliki daya pikat pada wisata
kuliner. Mulai dari tempat – tempat Terkenal dan “Hits” hingga wisata kuliner di pinggiran jalan. Belum lengkap
pastinya jika berada di Surabaya tidak mampir untuk mencicipi masakan Surabaya.
Beraneka ragam jenis makanan yang tersedia di Surabaya. mulai dari makanan khas Surabaya asli, makanan rasa lidah orang barat, jepang, china dan makan khas
negara luar, makanan daerah lain, hingga makanan tradisional. Namun jangan
pernah mengaku pernah ke Surabaya jika belum pernah mencicipi kuliner khas
Surabaya. Salah satu wisata kuliner khas Surabaya yang sangat melegenda yaitu
lontong balap.
Lontong balap makanan yang selalu hadir di keramaian
Surabaya. Makanan warisan asli surabaya ini sangat mudah didapatkan. Banyaknya
penjual lontong balap membuat bingung untuk memilih tempat yang. Mulai dari
penjual lontong balap yang ada di restoran mewah hingga penjual yang ada di
pinggiran jalan pun tersedia. Lontong balap Ibuk Ti salah satunya bertemat di pinggiran
jalan raya Kenjeran. Berjualan di antara trotoar yang terputus untuk jalan
rumah tak berpenghuni, dengan rombong hijaunya yang terlihat mengkilap. Warung
yang mulai buka dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Tidak tersedia
sumber listrik untuk menghidupkan lampu adalah salah satu penyebab warung ibu Ti
tutup lebih cepat di bandingkan dengan warung - warung lain yang buka hingga
larut malam. Beratap terpal yang membentang yang dikaitkan di antara kayu -
kayu balok berukuran sedang menjulang panjang dua meter lebih. Tempat duduk
plastik dengan meja kayu bertaplakkan banner bekas yang utuh tertata rapi
membentuk letter L, dengan tengahnya terdapat kompor yang menopang periuk
berukuran sedang untuk mengangatkan Kupang. Selain berjualan tontong balap di
warung Ibuk Ti ini juga berjualan mie ayam, lontong kupang, sate kerang dan es degan.
Dengan cepat ibu Sumiati mulai mengupas lembaran
daun pisang yang melekat dengan beras yang sudah di kukus dengan banyak air,
atau yang biasa disebut lontong. Setelah lontong sudah terkupas di potong
berukuran kecil – kecil. Lalu ibu Sumiati mengambil tahu yang sudah di goreng
tidak terlalu kering dari rak yang tersusun di bagian atas dalam rombong lalu
mengirisnya. Di tambah dengan lento yang diiris atau bergedel dari ketela dicampur
dengan kelapa ditambah kacang polong atau kacang hijau. Kecambah yang masih
segar pun di keluarkan dari wadah yang berada di dekat tumpukan piring. Setelah
itu wadah bening namun sudah menjadi coklat mungkin karena petis yang ada di
dalamnya. Petis pun diambil menggunakan sendok dan menaruhnya di atas bahan –
bahan yang sudah disiap. Tak lupa bawang goreng menghiasi di atas sebagai
tambahan rasa gurih. lalu periuk berukuran besar yang bersarang di rombongpun
di buka aroma sedapnya kuah pun tercium. Kuah yang sudah di bumbui dengan bawang
merah dan bawang putih serta merica serta bumbu yang lain tampak mengeluarkan
asap. Kuah pun di aduk – aduk sebentar lalu di angkat menggunakan irus panjang
lalu disiram di atas dan membanjiri piring. Lontong balap pun siap untuk di
nikmati. Lontong balap biasanya disajikan dengan rasa yang pedas, namun jangan
khawatir bagi penikmat kuliner yang tidak suka pedas. Karena kita bisa meminta
antara rasa pedas dan tidak pedas sesui dengan selera.
Empat tahun sudah ibu Sumiati menggeluti berjualan lontong balap. Ibu dua anak ini mendapatkan resep dari ibunya. Namun baru digunakan untuk berjualan pada tahun 2013. untuk harga dari lotong balap, tidak akan menguras isi dompet anda. Cukup dengan Rp.12.000,- anda dapat
menikmati Lontong balap di tambah dengan lima sate kerang. Meskipun berjualan
di pinggir jalan, lontong balap ibuk Ti ini tidak kalah enak dibandingkan
lontong balap yang ada di restoran. Pada cuaca yang tidak menentu seperti tiba - tiba turun hujan. Lontong balap adalah salah menu cocok sebagi teman teduh. Lontong balap juga terasa nikmat jika dimakan ramai - ramai.
Linda Apriliya Sugiono
(071511533037)
(071511533037)
No comments: