Komunitas Spesialisasi Efek Visual
Sejak masih kecil, Kevin Dirgantara Putra (21)
sudah memiliki hobi menganalisa film mulai dari sisi acting-nya,
sinematografinya, maupun jalan ceritanya. Tidak hanya menonton, Kevin juga
sering menuangkan kritikan terhadap film-film yang ditontonnya dalam
cerita-cerita pendek semenjak duduk di bangku sekolah dasar. Ketika masuk SMA,
dia mengikuti ekstrakurikuler sinematografi. Namun baginya, para anggota
ekstrakurikuler tersebut kurang berani untuk meng-explore teknik-teknik
yang lebih menantang dan merasa tenang-tenang saja di zona nyaman padahal belum
setahun berjalan. Selain itu, pembina ekstrakurikuler sinematografi di
sekolahnya menurutnya juga sama saja. Awalnya Kevin sempat mengira bahwa
pembina ekstrakurikuler tersebut merupakan seorang film maker hebat,
namun semakin lama semakin terlihat bahwa skill yang dimiliki oleh
pembina tersebut hanya untuk disombongkan, bahkan tak jarang anak didiknya
sering merasa dijatuhkan dari pada diberikan kritik maupun saran yang
membangun.
Dari latar belakang itu lah, Kevin bertekad untuk
menunjukkan bahwa dia tidak perlu ikut ekstrakurikuler sinematografi untuk
belajar membuat film meskipun tahu resiko yang bakal dia dapatkan yaitu
mendapatkan nilai C untuk ekstrakurikuler di rapot. Setelah keluar dari zona
nyaman, Kevin bertemu teman-teman yang juga memiliki passion di bidang
seni. Adam, Alji, Ryandika, dan Futurixus merupakan orang-orang yang diajak
oleh Kevin untuk merintis komunitas film maker yang kini bernama
Screenagers Pictures. Komunitas ini terbentuk ketika film pertama mereka,
Burried Memories, yang beraliran action mulai diproduksi dengan bantuan
efek visual dari Futurixus. Kevin sendiri mengenal Futurixus karena dia
merupakan adik kelasnya ketika SMP yang sering mengunggah video-video vfx
seperti ledakan, alien, meteor, dan “optical flares”. Kevin memilih
membuat film bertemakan action dan efek visual fantasi karena baginya,
film-film drama sudah terlalu banyak di dunia perfilman indie.
Semenjak Burried Memories itu lah Kevin dan
Screenagers Pictures berinisiatif untuk mempertontonkan film-film karya mereka
melalui Youtube. Dari Youtube ini lah, popularitas Screenagers Pictures di
kalangan SMA tempat Kevin dan para anggotanya semakin meningkat dan mulai
dipercaya untuk membuat video kenangan sekolah masing-masing. Kevin tidak
pernah membayangkan bahwa Screenagers Pictures ternyata bakal memberinya banyak
sekali pengalaman berharga beserta link yang menghubungkannya dengan
perusahaan besar maupun event organizer. Sampai saat ini, film
terpopuler dari Screenagers Pictures berjudul Clandestine. Film tersebut sempat
mendapat perhatian dari tim editor efek visual kanal Youtube ternama, Rocketjump,
yaitu PlayFight VFX.
Setelah lulus SMA, para anggota Screenagers
Pictures pun semakin sibuk dengan kuliahnya masing-masing apalagi salah satu
anggota, Adam, kuliah di luar Kota Surabaya. Produktivitas Screenagers Pictures
mulai menurun. Mereka tidak lagi membuat film sesering yang mereka lakukan
ketika masih SMA. Kevin sendiri, meskipun kuliah di jurusan Desain Komunikasi Visual
Institus Teknologi 10 November, yang seharusnya merupakan hobi dan passion-nya,
nyatanya membuatnya masih merasa ada yang kurang untuk dilakukan. Kevin sempat
mengira bahwa dengan masuk DKV, bakal banyak teman-teman yang sepemikiran
seperti yang dia temukan dalam Screenagers Pictures. Namun ternyata hanya
beberapa orang saja yang mempunyai skill, taste, dan etos kerja yang dia
suka. Pada akhirnya, Kevin tetap mengajak Futurixus untuk menggarap proyek-proyek
besar.
“Ya ada proyek yang menguntungkan, juga ada proyek
yang bahkan merugikan kami haha,” ujarnya.
Selain mengerjakan proyek, Kevin juga mulai sering
diajak berkolaborasi membuat video-video singkat untuk diunggah di Instagram.
Dari situ lah kemudian pundi-pundi uang pun berdatangan sendiri. Dia pun
bersyukur bahwa dengan begitu, tugas-tugas DKV yang membutuhkan alat-alat yang
sangat mahal terasa tidak terlalu berat. Bahkan tak jarang masih sisa untuk
tambahan uang saku.
Hal yang paling mengesankan adalah ketika Kevin
diajak kolaborasi oleh teman-teman kampusnya membuat film tentang polisi untuk
lomba Police Festival 2016 pada pertengahan tahun tersebut. Awalnya dia
ragu ketika ditawari ikut mengerjakan film tersebut karena sejak SMA belum
pernah memenangkan satu lomba sekali pun. Namun Kevin tetap menerima tawaran
tersebut karena dia merasa bakal mendapat panggilan ke Jakarta karena film
tersebut meskipun dalam pembuatannya, tidak jarang dia berkonflik dengan
sutradara maupun kru-kru lainnya. Karena kru berpengalaman dan berkemampuan
membuat film hanya dipilih satu dua orang saja, Kevin pun sering
terpontang-panting kwalahan mengerjakan film tersebut. Akhirnya, buah kerja
keras tersebut tidak sia-sia. Seminggu setelah waktu pengiriman, Kevin menerima
pengumuman bahwa filmnya masuk 10 besar nominasi nasional. Berkat hal tersebut,
Kevin dan kru-nya diundang ke Epicentrum Jakarta bersama dengan produser,
sutradara, aktor, dan bintang-bintang perfilman tingkat nasional lainnya. Meskipun
belum menjadi juara, baginya masuk 10 besar dari total ratusan film yang
diseleksi.
Perjalanan Kevin di dunia perfilman tidak berhenti
sampai di situ. Teman-temannya dari Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga
angkatan 2014 pun sekarang ada yang menjadi client tetap setelah Kevin
sukses membantu mereka mengerjakan film pendek My Life My Passion yang
hanya dikerjakan oleh dua orang saja. Sampai saat ini, teman-teman dari
Screenagers Pictures terkadang membuat film-film pendek jika kebetulan memiliki
waktu kosong yang bersamaan. Dalam waktu dekat ini, Kevin berharap bisa menyelesaikan film pendek yang
rencananya akan diikutkan ke Malang Film Festival 2017.
Ahmad Yusuf Abdullah
(071511533059)
(071511533059)
No comments: