Header Ads

Breaking News
recent

Review Film The Great Wall : Berburu Misi dalam Jebakan Pertempuran






        Film-film baru dari Barat dan Asia membanjiri Bioskop di Surabaya pada Januari 2017. Salah satunya adalah film "The Great Wall" yang disutradarai oleh Zhang Yimou. The Great Wall tayang di Bioskop Surabaya sejak 4 Januari 2017. Film ini diperankan oleh aktor dari dua negara yang berbeda, yaitu China dan Amerika. Matt Damon sebagai William menjadi tokoh utama dalam film ini, bersama temannya Pedro Pascal sebagai Tovar dan Willem Dafoe sebagai Ballard. Ketiga aktor dari Amerika tersebut, bersanding dengan Jing Tian, Hanyu Zhang, Andy Lau, Lu Han dan aktor China lainnya. Kolaborasi antar aktor dan aktris kedua negara tersebut, memberi warna tersendiri dalam film ini.
        Film beraliran action, adventure, fantasy dikemas dalam satu film ini. Penonton akan dibawa dalam waktu kemunduran, sekitar abad 15. Saat peradaban manusia mencari kekayaan, kekuasaan maupun kekuatan. Seperti yang dilakukan William, Tovar dan puluhan pasukan sebagai tentara bayaran dari Eropa. Pasukan tersebut melakukan perjalanan panjang untuk sampai ke China, namun puluhan pasukan terbunuh dalam perjalanan misi. Hanya Willian dan Tovar yang beruntung melanjutkan perburuan misi, demi mencari bubuk hitam (mesiu). Memiliki kekuatan yang dahsyat membuat bubuk mesiu menjadi incaran para pemburu. Saat tiba di Tembok Besar China, William dan Tovar ditangkap sebagai tahanan, karena dianggap orang asing yang meragukan bagi pasukan elit kekaisaran.
        Komandan Lin adalah satu-satunya perempuan yang memiliki kedudukan tinggi dalam elit kekaisaran dan memiliki keahlian dua bahasa, yaitu Mandarin dan Inggris. Keahlian dalam bidang bahasa, Lin berguru pada Ballard (tahanan 25th lalu) dan sebagai penerjemah dalam pasukan Dinasti Song. Dinasti ini memiliki pasukan prajurit kekaisaran yang terbagi menjadi 5 kelompok dengan tugas yang berbeda. Pertama pasukan hitam (kavaleri), kedua pasukan merah (pemanah), ketiga pasukan kuning (infanteri), keempat pasukan ungu (penjaga/pengaman), dan terakhir pasukan biru (pelari udara/crane corps). Semua pasukan adalah laki-laki, kecuali pasukan biru (khusus perempuan). Jutaan pasukan terlatih siap untuk menjaga Benteng Besar China. Mereka menjadikan dirinya sebagai pasukan pertahanan pertama untuk melindungi dinasti dan masyarakatnya dari serangan musuh.
        Namun misteri pembangunan Tembok Besar China secara cepat dan kokoh terjawab setelah 60th berlalu. Kadal raksasa (Tao Tie) menyerupai Tyranosaurus dan Triceratops menyerang Tembok Besar China untuk mencari mangsa dan memberikannya kepada Ratu Tao Tie. Perlawanan pasukan prajurit bukanlah sesama manusia, melainkan dengan hewan. Tao Tie sudah lama tinggal di gurun yang memiliki jarak 40 km dengan Tembok Besar China dan mengalami regenerasi hingga menciptakan pasukan yang kuat. Pertempuran berlangsung ketika Tao Tie mendekati wilayah Tembok Besar China, hujan bola api seakan meteor melumpuhkan makhluk purba. Namun serangan itu hanya membunuh sebagian Tao Tie. Panah, tombak, perisai tidak mampu mengalahkan Tao Tie. Hingga perang terhenti saat mendapat gelombang suara Tao Tie.
        Andy Lau sebagai penasehat Wang, meneliti bahwa kekuatan mesiu dapat membuat Tao Tie terlelap. Namun Billard dan Tovar mencuri mesiu untuk dibawa kembali ke Eropa. Tetapi Tovar hanya dimanfaatkan oleh Billard dan ditipu. Komandan Lin diangkat menjadi ketua komandan setelah kematian ketua akibat serangan Tao Tie. Lin dan pasukannya menemukan terowongan jalan Tao Tie menuju kota. Lin memutuskan untuk menemui Raja dan membunuh Ratu Tao Tie dengan mesiu melalui jalur udara. Balon udara menjadi kendaraan cepat menempuh kota. Lin juga membebaskan pasukan dan tahanan. William, penasehat Wang dan salah satu prajurit menyusul Lin beserta pasukannya untuk menyelamatkan dinasti dari serangan Tao Tie.
        Keunggulan dari film ini terlihat pada editor efek audio visual. Efek letak suara cukup bagus, menambah kesan hidup pada adegan action. Seperti suara sling pedang memberikan efek tajam, suara angin menandakan ketinggian bangunan. Suara hentakan pasukan berbaju besi menandakan berat dan kokohnya seragam besi. Untuk efek suara sudah terbilang cukup pada porsinya dan tidak terlalu berlebihan. Sedangkan pada efek visual tergolong bagus, karena film ini dapat menyuguhkan Tao Tie seperti makhluk yang ada di dunia nyata. Laga action terlihat detail dengan speed shoot yang tepat. Sehingga menimbulkan kesan menarik pada penonton. Efek api pada ledakan mesiu, maupun hujan bola api terkesan penonton melihat ledakan bom di medan pertempuran. Untuk masalah editor visual memang bagus bisa diacungi jempol.
        Film ini memberikan warna yang berbeda. Selain dari kolaborasi aktor, aktris Amerika dan China, kebudayaan kedua negara tersebut tersuguhkan. Terlihat jelas dalam laga action yang di bawakan william dan Lin. Seni bela diri dari Amerika lebih menonjolkan kekuatan, kecerdikan dan keberanian. Sedangkan dari China menonjolkan kelincahan, ketangkasan, dan kecepatan. Namun laga action tersebut berbaur pada adegan-adegan terakhir saat melawan Tao Tie. Terlihat perlawanan yang natural. Untuk aspek tempat, film ini hanya memberikan tiga tempat berbeda, yaitu gurun, Tembok Besar China dan wilayah Dinasti China. Namun lebih berfokus pada Tembok Besar China dalam pengambilan video, sesuai judul filmnya "The Great Wall".
        Selain keunggulan tersebut, film ini memiliki kelemahan. Penggabungan dua bahasa dalam sebuah film memang sedikit sulit. Saat Ballard menerjemahkan pada William dan Tovar dari penjelasan penasehat Wang, masih terasa kurang jeda sehingga beberapa pembicaraannya masih terkesan tertumpuk. Tetapi masih bisa dipahami oleh penonton. Namun saat Lin menerjemahkan antara ketua komandan dan William, jedanya cukup baik dibandingkan dialog Ballard. Selain itu, alur cerita pada film ini, masih tergolong dalam zona aman. Karena adegan berikutnya bisa ditebak dengan mudah. Alur ini sudah umum digunakan pada film action lainnya, yang menitik beratkan klimaks pada pertarungan yang memiliki kekuatan berimbang. Namun tentunya tokoh utama yang menang.
        Efek visual pada film ini memang bagus, namun masih terdapat celah yang bisa dikatakan kesalahan. Efek asap penempatannya masih ada yang aneh. Saat adegan Tao Tie menyerang Tembok Besar China tidak ada penghalang asap untuk sampai ke puncak tembok. Namun saat adegan William meluncur dari Tembok Besar China ke gurun banyak penghalang asap dan seakan William tidak bisa melihat ujung benteng tersebut. Hanya isyarat tarikan rantai dan panah yang bisa disampaikan kepada Lin untuk melanjutkan penyerangan. Selebihnya efek animasi lainnya sangat bagus, hanya penempatan yang dapat di logika, perlu di perhatikan. Film ini seakan membawa penonton pada permainan peperangan di gadget. Penonton sebagai prajurit yang menyerang musuh (Tao Tie) sehingga permainan selesai.
        Film ini sangat bagus dan terkesan nyata dari efek audio visual yang memukau. Namun jalan cerita yang mudah terbaca, kurang memberi nyawa dalam film ini. Bagi pecinta film action, adventure, fantasy dengan mencari warna berbeda kolaborasi Barat dan Asia, film ini cocok untuk menemani akhir pekan Anda.

Zubaidatul Fitriyah 
(071511533047)

No comments:

Powered by Blogger.